Inti Berita

Pecco Bagnaia dikabarkan berpotensi meninggalkan Ducati, meskipun ia masih memiliki kontrak berjalan dan hubungan yang baik dengan tim.

Sky Italia dan Gazzetta dello Sport mengangkat isu ini, menyoroti ketegangan internal akibat performa buruk dan tekanan dari rekan setim, Marc Marquez, yang justru memimpin klasemen.

Tiga tim dikabarkan tertarik merekrut Bagnaia:

1. Yamaha – ingin menduetkannya dengan Quartararo.

2. VR46 Racing Team – tim milik Valentino Rossi dan rumah akademi Bagnaia.

3. Aprilia – membuka peluang jika Jorge Martin hengkang.

—

 Faktor Penyebab Ketegangan

Performa Menurun: Sejak gagal mempertahankan gelar dunia di musim 2024, Bagnaia kesulitan tampil konsisten.

Masalah Teknis: Keluhan berulang soal “feeling” bagian depan motor, terutama di sirkuit seperti Silverstone.

Tekanan Internal: Marquez mampu beradaptasi lebih baik, bahkan dengan motor yang sama-sama bermasalah.

Ekspektasi Tinggi: Ducati ingin hasil di Mugello dan Aragon sebagai tolak ukur kelanjutan kerja sama.

—

️ Potensi Skenario Masa Depan

1. Tetap di Ducati (Kemungkinan Mengecil):

Harus segera menunjukkan hasil positif.

Ducati bisa mempertimbangkan Marquez sebagai pusat proyek masa depan.

2. Pindah ke Yamaha:

Tantangan besar karena Yamaha masih dalam masa transisi kebangkitan.

Akan menjadi figur sentral proyek ambisius baru.

3. Kembali ke VR46:

Lebih nyaman secara emosional dan pribadi.

Tapi masih tim satelit – bisa jadi “mundur selangkah” dalam hal teknologi.

4. Gabung Aprilia:

Jika Jorge Martin benar-benar keluar, bisa jadi pilihan terbaik untuk motor pabrikan.

Aprilia tengah membangun momentum dan bisa memberi peran kunci pada Bagnaia.

—

 Kesimpulan

Meski belum resmi, sinyal media Italia cukup kuat: perceraian Bagnaia dan Ducati bisa jadi hanya tinggal menunggu waktu. Ketegangan akibat performa, tekanan internal, dan ketidakpuasan teknis membuat masa depannya di pabrikan Italia itu tampak goyah. Apalagi, dengan tiga tim besar mengincarnya, Bagnaia tak kekurangan opsi untuk melanjutkan karier di level tertinggi.

Jika tidak ada hasil besar di Mugello dan Aragon, drama ini kemungkinan akan segera mencapai puncaknya.